Determinan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Baka Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan
Determinant of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Baka Village, Tinangkung Sub-District, Banggai Kepulauan Regency
DOI:
https://doi.org/10.51888/phj.v10i2.13Keywords:
DBD, Lingkungan Fisik/Biologi, Perilaku Masyarakat, Jentik nyamukAbstract
Tujuan penelitian untuk memperoleh gambaran determinan penyakit Demam Berdarah Dengue di Desa Baka Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini ada seluruh rumah yang ada di Desa Baka berjumlah 657 rumah. Besar sampel berjumlah 250 sampel. Hasil penelitian menunjukan lingkungan fisik dikategorikan berisiko terhadap kejadian penyakit DBD disebabkan kelembaban udara di Desa Baka sangat berpotensi terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti; lingkungan biologi diperoleh gambaran sangat berisiko terhadap kejadian penyakit DBD karena pada umumnya di Desa Baka memiliki tempat perindukan dan adanya jentik nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan perilaku masyarakat seperti: kebiasaan menggantung pakaian, kebiasaan tidur siang, kebiasaan membersihkan TPA dan kebiasaan membersihkan halamam rumah, dikategorikan berisiko karena sebagian besar masyarakat masih melakukan perilaku atau kebiasaan yang dapat memberikan peluang nyamuk Aedes aegypti berkembang biak sebagai penular agen penyakit DBD. Diharapkan pada pemerintah daerah untuk mengaktifkan kembali jumat bersih. bagi instansi terkait untuk lebih meningkatkan pelaksanaan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan, pemberantasan sarang nyamuk dan pemberian abate pada tempat-tempat penampungan air. Kepada pemeritah kecamatan untuk dapat mengaktifkan kembali petugas Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK) di Desa minimal seminggu sekali mengingat perkembangan nyamuk dari telur menjadi jentik membutuhkan waktu kurang lebih 7 hari.
The purpose of this study was to obtain a picture of the determinants of Dengue Hemorrhagic Fever in Baka Village, Tinangkung District, Banggai Kepulauan Regency in 2019. This type of research is descriptive. The population in this study were all houses in the village of Baka totaling 657 houses. Sample size is 250 samples. The results of the study showed that the physical environment was at risk for the incidence of dengue fever due to air humidity in Baka Village, which had the potential to breed Aedes aegypti mosquitoes; biological environment obtained a very risky picture of the incidence of DHF because in general in the village of Baka has a breeding place and the larvae of Aedes aegypti. Based on community behavior such as: the habit of hanging clothes, the habit of taking a nap, the habit of cleaning landfill and the habit of cleaning the yard, are categorized as risky because most of the community still conducts behaviors or habits that can provide opportunities for Aedes aegypti mosquitoes to breed as infectious agents for dengue disease. It is hoped that the regional government will reactivate Friday's clean. for related institutions to further enhance the implementation of education on environmental cleanliness, eradication of mosquito breeding sites and the provision of abates in water reservoirs. To the district government to be able to reactivate the larvae monitoring officer (JUMANTIK) in the village at least once a week considering the development of mosquitoes from eggs to larvaes takes approximately 7 days.
References
Amried, E.T., Pitrah Asfian, Ainurafiq. (2017). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan 19 November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat 1 (3), 2017.
Ardianti W, Buchari Lapau, Oktavia Dewi. (2018). Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya. Jurnal Photon. Vol.9 (1), 2018.
Arsin, Andi Arsunan. (2013). Epidemiologi Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Masagena Press. Makassar.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1992). Nyamuk Penular Demam Berdarah, DitJen PPM & PLP Dep. Kes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pencegahan dan Pemberantasan DBD di Indonesia. Jakarta.
Dinata, Arda, Pandji Wibawa Dhewantara. (2012). Karakteristik Lingkungan Fisik, Biologi, dan Sosial di Daerah Endemis DBD Kota Banjar Tahun 2011. Jurnal Ekologi Kesehatan 11 (4 Des, 2012).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan. (2017). Profil Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah. (2019). Profil Kesehatan Sulawesi Tengah.
Fitriyani. (2007). Penentuan Wilayah Rawan Demam Berdarah Dengue di Indonesia dan Analisis Pengaruh Pola Hujan terhadap Tingkat Serangan (Studi Kasus Kabupaten Indramayu). Skripsi IPB Bogor. Bogor.
Indrawan. (2000). Metode Penelitian. Gramedia. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Situasi Penyakit Demam Berdarah di Indonesia Tahun 2017.
Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Supartha I. W. (2008). Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Universitas Udayana Denpasar.
Soedarmo SSP. (2005). Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. Penerbit UI-Press. Jakarta.
Suyasa, N. Gede, N Adi Putra, IW Redi Aryanta. 2008. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Ecotrophic: Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental Science) 3 (1), 2008-ojs.unud.ac.id.
Undang-undang Republik Indonesia. (2011). Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Jakarta.
Widyana. (1998). Faktor-faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian DBD di Kabupaten Bantul. Jurnal Epidemiologi Indonesia., Volume 2, edisi 1.
World Health Organization. (2003). Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever, WHO Regional Publication SEARO. New Delhi.
Yunita, J. Mitra, Herlina Susmaneli. (2012). Pengaruh Perilaku Masyarakat dan kondisi Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kesehatan Komunitas 1 (4). Jurnal.htp.ac.id
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2019 Maria Kanan, Bambang Dwicahya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.