Kejadian Gizi Kurang Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sinorang

Incidents of Undernutrition among Children in the Working Area of the Sinorang Health Center

Authors

  • Siti Amanah Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi, Universitas Tompotika Luwuk
  • Herawati Herawati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk
  • Fitriyanti Sutadi Lanyumba Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi, Universitas Tompotika
  • Maria Kanan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Tompotika

DOI:

https://doi.org/10.51888/phj.v15i1.254

Keywords:

Determinan, gizi kurang, Balita

Abstract

Gizi kurang pada balita ditandai dengan kondisi kurus, berat badan menurut panjang atau tinggi badan <-2 hingga -3 SD, serta lingkar lengan 11,5 – 12,5 cm pada anak usia 6-59 bulan. Data Puskesmas Sinorang tahun 2022 menunjukkan terdapat 40 balita dengan gizi kurang di wilayah kerjanya, dengan prevalensi 3,13% dari sepuluh desa di Kecamatan Batui Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu status gizi kurang pada balita di wilayah tersebut, menggunakan survei deskriptif dengan populasi 40 balita gizi kurang. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi dalam kategori baik sebesar 47,5%, pendapatan keluarga kategori baik sebesar 2,5%, riwayat berat badan lahir (BBL) baik sebesar 62,5%, frekuensi makan baik sebesar 95,5%, kebiasaan porsi makan baik sebesar 27,5%, komposisi makanan baik sebesar 30%, status imunisasi dasar lengkap sebesar 37,5%, dan pemberian vitamin A lengkap sebesar 65%. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor utama gizi kurang pada balita adalah rendahnya pendapatan keluarga. Oleh karena itu, masyarakat, terutama orang tua balita, perlu berupaya memenuhi kebutuhan pangan keluarga dengan memaksimalkan potensi yang ada, seperti memanfaatkan pekarangan untuk tanaman pangan harian keluarga. 

Malnutrition in toddlers is characterized by a thin condition, weight according to length or height <-2 to -3 SD, and arm circumference of 11.5 – 12.5 cm in children aged 6-59 months. Data from the Sinorang Health Center in 2022 shows that there are 40 undernourished children under five in their work area, with a prevalence of 3.13% out of ten villages in South Batui District. This study aims to determine the determinants of malnutrition status in toddlers in the region, using a descriptive survey with a population of 40 undernourished toddlers. Data analysis was carried out by univariate analysis. The results showed that maternal knowledge about nutrition was in the good category of 47.5%, family income in the good category was 2.5%, birth weight history (BBL) was good at 62.5%, eating frequency was good at 95.5%, eating habits were good at 27.5%, food composition was good at 30%, complete basic immunization status was at 37.5%, and complete vitamin A was given at 65%. The conclusion of this study shows that the main factor of malnutrition in toddlers is low family income. Therefore, the community, especially parents of toddlers, need to strive to meet the family's food needs by maximizing the existing potential, such as utilizing the yard for the family's daily food crops.

References

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Andriani, D. (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Balita Dengan Status Gizi Balita Di Jorong Lompatan Nagari Barulaic Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016. 'AFIYAH, 3(2).

Arisman, 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

A.Sholikah, E. Rustiana, A. Yuniastuti. (2017). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Status

Gizi Balita di Pedesaan dan Perkotaan. Public Health Perspective Journal, 2(1), 9-18

Atikah Proverawati dan Cahyo Ismawati. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

Dewi, E. I (2013). Hubungan pemenuhan kebutuhan dasar balita (asuh, asah, dah asih) dengan

perkembangan balita yang berstatus BGM (bawah garis merah) di Desa Sukojember

Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember, IKESMA, 9(2)

Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai 2021. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai 2021.

Fredy Akbar, K. (2018) Strategi Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang Pada Balita. Deepublish.

Karolina, E., Nasution, E., Aritonang E. Y. (2012). Hubungan perilaku KADARZI dengan status balita usia 12-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues tahun 2012.

Kemenkes RI (2016). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bulan Kapsul Vitamin A Terintegrasi Program Kecacingan dan Crash Program Campak. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI (2020). Profil Kesehatan Indonesia 2020.

Kurniawati, E. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Jurnal Komunikasi Kesehatan, 3(2).

Nengsih, U., & Noviyanti, D. S. D. (2015). Hubungan riwayat kelahiran berat bayi lahir rendah dengan pertumbuhan anak usia balita. Jurnal Bidan, 2 (2), 234046.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 29 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan

Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit (2019)

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian RI tahun 2018.

Supariasa., 2014. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Supariasa, I. D. N., Bakri, B., & Fajar, I. (2016). Penilaian status gizi edisi 2. Jakarta: EGC

UNICEF. 2013. Improving Child Nutrition: The achievable imperative for global. UNICEF. 2021. The World Bank Group Joint Child Malnutrition Estimates.

Vindriana, V., Kadir, A., & Askar, M. (2012). Hubungan kelengkapan imunisasi dengan status gizi pada balita usia 1-5 tahun di Kelurahan Watonea Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kabupaten Muna. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 1(2), 177-184

Published

2024-06-30

How to Cite

Amanah, S. ., Herawati, H., Lanyumba, F. S., & Kanan, M. (2024). Kejadian Gizi Kurang Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sinorang: Incidents of Undernutrition among Children in the Working Area of the Sinorang Health Center. Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal, 15(1), 85-92. https://doi.org/10.51888/phj.v15i1.254

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>